Pemprov DKI Jakarta selalu mendorong pengembangan produk pertanian lokal yang memiliki potensi ekonomi tinggi. Selain menggerakkan ekonomi massal, upaya tersebut juga bisa menjadi solusi salah satu krisis global saat ini: ketahanan pangan.
Saat saya berkunjung ke Madiun pada Sabtu, 6 November lalu, Menteri Koordinator Perekonomian Susiwijono Moegiarso juga sempat mengikuti panen melon emas bersama Gubernur dan Walikota Madiun Jawa Timur. Produk unggulannya, Panen Semangka Emas, merupakan bagian dari rangkaian kegiatan memperingati HUT Kota Madiun yang ke 104.
Melon adalah tanaman milik keluarga labu atau labu. Buah semangka yang bisa dipanen tiga kali dalam setahun ini juga menjadi penopang ekonomi warga Madiun. Menurut data yang dilansir Badan Pusat Statistik, Jawa Timur merupakan penghasil semangka terbesar di Indonesia, dengan produksi 68.527 ton pada tahun 2021.
Taman Ngrower Bening Edu, tempat buah melon emas dipanen, adalah bekas lahan kosong yang dulunya rawa. Di lahan seluas kurang lebih 10 hektar ini, berbagai jenis hortikultura ditanam dalam kategori hypergrowing (sayuran), florikultura (dekorasi) dan budidaya buah-buahan (buah-buahan). Menanam melon emas menggunakan sistem pertanian modern yang menggunakan rumah kaca yang dapat menampung sekitar 1.800 pohon semangka.
Selain memanen semangka, Madiunsi juga menyediakan produk berbahan porang sebagai makanan alternatif bagi masyarakat. Dalam Rangkaian HUT Mardiun yang juga dikenal dengan Kota Musa ini, beberapa produk dari pabrik Borang diperkenalkan kepada David Borang, di antaranya Beras Borang dan Vissel Borang.
Ini juga memiliki potensi ekonomi yang besar karena merupakan tanaman dengan berbagai kegunaan, dari makanan rendah kalori dan perekat industri hingga produk kesehatan dan kecantikan.
Ekspor Borang mencapai puncaknya pada 20,5 ton pada tahun 2020, pada Rs 924,3 miliar. Jepang, China, Taiwan, Vietnam dan Thailand merupakan negara target utama ekspor pohon barley Indonesia.
Jawa Timur sendiri merupakan sentra produksi galur terbesar kedua setelah provinsi Nusa Tenggara Timur dan merupakan industri pengolahan galur terbesar di Indonesia.
“Pemerintah sangat mendukung upaya pengembangan produk unggulan lokal berupa tanaman hortikultura, borang dan hasil olahannya. Ini salah satu kendalanya, karena produk olahan borang ini tidak hanya dapat merevitalisasi perekonomian rakyat, tetapi juga menjadi alternatif pangan dan subsidi pangan bagi masyarakat,” kata Sismenko Suswigono.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur menyambut baik dan mengapresiasi berbagai upaya Pemerintah Kota Madiun untuk meningkatkan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di sektor pertanian, melalui pembudidayaan berbagai produk hortikultura di Kota Madiun.
Walikota Madiun H. Maidi juga menyampaikan bahwa Pemkot Madiun memanfaatkan lahan kosong yang ada untuk menghasilkan produk pertanian yang bernilai ekonomi, serta untuk memenuhi kebutuhan pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.